Apakah Anda masih menggunakan usia sebagai alasan? Seberapa besar pengaruh usia terhadap daya tahan?

Seiring bertambahnya usia, bermacam fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan kinerja. Namun demikian, penurunan daya tahan dan fungsi kardiovaskular tidak terlalu signifikan. Dengan melakukan olahraga secara aktif, pengaruh usia terhadap kemampuan atletik dapat diminimalisasi. Selain itu, dibandingakn dengan pengaruh jumlah aktivitas terhadap fungsi kardiovaskular dan daya tahan, pengaruh usia relatif kecil.

Pengaruh Usia pada Daya Tahan Otot

Perubahan neuromuskular yang disebabkan oleh usia akan memiliki sejumlah dampak pada penurunan kekuatan dan daya tahan manusia, tetapi olahraga aktif dapat meminimalisasi pengaruh usia terhadap kemampuan atletik..

Meskipun orang usia lanjut yang aktif berolahraga juga akan kehilangan massa otot, otot yang ada dalam tubuh masih mempertahankan kelengkapan struktur dan komponen biokimia. Jumlah kapiler per unit otot yang dimiliki oleh atlet olahraga daya tahan (endurance athlete) usia muda dan usia lanjut masih tetap sama.

Aktivitas oksidase otot pada atlet olahraga daya tahan yang telah berusia lanjut hanya 10% -15% lebih rendah dibandingkan dengan atlet olahraga daya tahan yang masih muda. Oleh karena itu, kapasitas oksidatif otot rangka pelari berusia lanjut yang melakukan latihan daya tahan sistem hanya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan atlet profesional usia muda. Dengan kata lain, pengaruh usia terhadap latihan daya tahan otot rangka sangatlah kecil.

Serat otot terbagi menjadi dua jenis, yaitu serat otot merah dan serat otot putih dan setiap serat otot tersebut dikenal sebagai serat otot berkedut lambat (Tipe I) dan serat otot berkedut cepat (Tipe II).

Kontraksi otot putih lebih cepat dan dapat menghasilkan kecepatan yang lebih cepat dan kekuatan yang lebih besar, tetapi juga lebih mudah menyebabkan kelelahan. Otot putih adalah jenis serat otot yang lebih cocok untuk latihan yang melatih kekuatan ledak otot. Sebaliknya, kontraksi otot merah lebih lambat, dan kecepatan serta daya ledak yang dihasilkan relatif lebih kecil. Namun, otot tipe ini justru memiliki daya tahan yang lebih baik sehingga lebih cocok untuk olahraga daya tahan.

Sebuah studi yang telah dilakukan selama dua dekade menemukan bahwa volume atau intensitas olahraga, atau kombinasi keduanya, memiliki dampak signifikan terhadap proporsi serat otot pada orang usia lanjut.

Tes otot pada otot gastrocnemius (otot betis) dilakukan pada sekelompok mantan pelari profesional jarak menengah dan panjang antara 1970 hingga 1974, dan diuji sekali lagi pada 1992. Ditemukan pula fakta bahwa orang-orang yang mengurangi aktivitas fisik mereka setelah pensiun (tetapi masih mempertahankan aktivitas kebugaran normal) atau bahkan menjadi tidak aktif (tidak lagi melakukan latihan fisik) menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada rasio otot kedutan lambat mereka dibandingkan saat mereka masih berusia 18-22 tahun. Para atlet yang terus melanjutkan latihan setelah pensiun hampir tidak mengalami perubahan pada rasio serat otot mereka.

Beberapa atlet yang dilatih secara sistematis mengalami sedikit peningkatan pada rasio otot bergerak lambat, tetapi secara keseluruhan jika dibandingkan dengan saat mereka masih berusia 18-22 tahun, rasio serat otot dari orang-orang ini tidak berubah.

Meskipun kepadatan otot kapiler tidak berkurang seiring dengan bertambahnya usia, aliran darah di sekitarnya (yaitu aliran darah di tungkai) mengalami penurunan. Studi menunjukkan bahwa dibandingkan dengan atlet muda yang berlatih secara sistematis, atlet usia pertengahan (45-59 tahun) mengalami penurunan aliran darah di tungkai bawah sebesar 10% -15% pada intensitas latihan tertentu.

Akan tetapi, penurunan aliran darah di tungkai bawah pada atlet olahraga daya tahan yang masih dalam usia pertengahan dan usia lanjut dinetralkan dengan perbedaan tekanan parsial oksigen arteriovenosa (yaitu peningkatan konsumsi oksigen dalam otot).

Oleh karena itu, meskipun usia dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah pada anggota tubuh, konsumsi oksigen dalam otot orang berusia lanjut pada intensitas submaksimal tertentu tidak akan memiliki perubahan besar dibandingkan dengan orang yang masih muda.

Perbedaan tekanan parsial oksigen arteri pada otot ialah perbedaan antara tekanan parsial dari darah teroksigenasi yang mengalir ke otot dan tekanan parsial dari darah tidak teroksigenasi yang mengalir keluar dari otot. Sehingga, Anda akan tahu seberapa banyak oksigen yang digunakan oleh otot.

Selama olahraga berat, baik orang lanjut usia pada umumnya maupun atlet usia lanjut masih mampu mempertahankan saturasi oksigen arteri maksimum. Oleh karena itu, penurunan VO2 pada atlet usia lanjut tidak ada hubungannya dengan perubahan fungsi paru-paru dan daya dukung oksigen darah mereka.

Alasan utamanya mungkin karena penurunan aliran darah ke otot. Usia menyebabkan denyut jantung maksimum menurun sehingga akan menyebabkan penurunan curah jantung dan penurunan aliran darah ke otot. Perbedaan tekanan parsial oksigen arteriovenosa pada atlet usia lanjut selama intensitas submaksimal masih dapat dipertahankan dan ini menunjukkan bahwa tidak ada perubahan pada konsumsi oksigen otot seiring dengan bertambahnya usia.

Pengaruh Usia terhadap Fungsi Kardiovaskular

Bagi orang usia pertengahan yang kurang aktif atau terlatih secara sistematis, detak jantung maksimum mereka cenderung akan mengalami penurunan yang serupa seiring dengan bertambahnya usia. Misalnya, dua orang yang sama-sama berusia 50 tahun, orang biasa akan memiliki detak jantung maksimum yang sama dengan pelari jarak menengah yang telah pensiun atau yang masih tetap berlatih.

Orang usia lanjut yang melakukan latihan sistematis akan menunjukkan penurunan volume sekuncup maksimum (SVmax) yang stabil. Alasan utamanya ialah karena penurunan denyut jantung, sedangkan alasan kedua disebabkan oleh penurunan volume sekuncup.

Penelitian yang dilakukan pada atlet olahraga daya tahan menunjukkan bahwa penurunanVO2 Max pada usia lanjut disebabkan oleh penurunan SVmax, sementara volume ruang jantung mereka hampir sama dengan atlet muda. Temuan ini menunjukkan bahwa penurunan denyut jantung maksimum adalah alasan utama penurunan VO2 Max. Banyak penelitian yang dilakukan pada pria dan wanita biasa menemukan bahwa SVmax akan mengalami penurunan secara signifikan seiring dengan bertambahnya usia.

Seiring dengan bertambahnya usia, denyut jantung maksimum secara perlahan akan menurun dan ini juga menjadi penyebab terjadinya penurunan VO2 Max secara bertahap.

Sulit untuk menentukan seberapa besar pengaruh dari usia dan penurunan jumlah aktivitas terhadap penurunan volume sekuncup, curah jantung, dan aliran darah di sekitarnya. Penelitian menunjukkan bahwa keduanya berpengaruh, tetapi sulit untuk menentukan besar dari setiap pengaruh tersebut. Meskipun volume dan intensitas latihan dari atlet usia lanjut biasanya lebih rendah dibandingkan dengan atlet muda yang berusia 20-an, pengaruh faktor usia pada penurunan fungsi dan daya tahan kardiovaskular harus lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh dari jumlah aktivitas.

Penyebab utama dari penurunan fungsi kardiovaskular seiring dengan bertambahnya usia ialah penurunan VO2 Max.

Kecuali jika seseorang rutin melakukan latihan yang sistematis, pengalaman latihannya di masa lalu akan berdampak kecil terhadap tingkat daya tahan di masa depan. Orang-orang yang telah memiliki pengalaman latihan akan memiliki titik mulai yang relatif lebih tinggi. Meskipun ada penurunan signifikan dalam tingkat daya tahan, dampaknya pada kehidupan sehari-hari mereka masih akan sangat kecil. Selain itu, penurunan VO2 Max yang disebabkan oleh usia sangat bervariasi antar-individu.

Pada awal 2000-an, survei tindak lanjut yang telah berlangsung selama 25 tahun kembali melakukan pengujian ulang pada sekelompok pelari jarak jauh berusia lanjut yang tetap mempertahankan latihan sistematis. Orang-orang ini juga telah diuji saat mereka berusia 18-25 tahun. Di antara kedua tes ini, para pelari ini masih mempertahankan intensitas latihan relatif yang sama seperti saat mereka masih muda.

Studi ini menemukan bahwa mereka hanya mengalami penurunan VO2 Max sebesar 3,6%. Meskipun VO2 Max mereka menurun dari 69 ml/kg/menit menjadi 64,3 ml/kg/menit, rata-rata penurunan tahunan hanya 0,19 ml/kg/menit atau 0,3%. Alasan utama penurunan tersebut ialah penambahan berat badan. Penurunan VO2 Max dari para pelari ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan orang-orang yang tidak banyak bergerak dan tidak memiliki intensitas olahraga sebanyak mereka.

Penelitian terbaru menemukan bahwa latihan intensitas tinggi untuk orang usia lanjut dapat membantu meningkatkan level daya tahan dan kekuatan mereka. Alasan utama orang berusia muda dapat meningkatkan VO2 Max mereka melalui latihan intensitas tinggi ialah karena adanya peningkatan curah jantung maksimum. Sementara pada orang usia lanjut, hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas oksidase otot. Dibandingkan dengan orang berusia muda, adaptasi orang usia lanjut dalam latihan aerobik disebabkan oleh faktor-faktor yang menyangkut otot di dekatnya.

Ringkasan:


1. Dibandingkan dengan penurunan jumlah aktivitas, pengaruh usia terhadap daya tahan otot dan daya tahan kardiopulmoner jauh lebih sedikit.


2. Pada atlet usia lanjut, aliran darah di tungkai mengalami penurunan, tetapi dapat diimbangi melalui peningkatan perbedaan tekanan parsial oksigen arteriovenosa di otot, dan selain itu juga asupan oksigen juga tidak terlalu terpengaruh;


3.
VO2 Max akan perlahan menurun seiring dengan bertambahnya usia dan terutama disebabkan oleh penurunan lambat dalam denyut jantung maksimum.

Singkatnya, jangan jadikan usia sebagai alasan penyebab terjadinya penurunan fisik. Bukan penuaan yang membuat kita tidak dapat bergerak, tetapi karena kita tidak bergeraklah yang menyebabkan penuaan.